ILMUWAN YANG DILUPAKAN

 Sejarah adalah fakta, dan fakta adalah sejarah. Sejarah telah  membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan banyak golongan sarjana  dan ilmuwan yang cukup hebat dalam berbagai bidang keilmuwan.
Pada masa lalu dan memang sudah ajaran Islam, bahwa jika seseorang  menemukan alat atau apapun yang belum ada manusia yang menciptakannya,  maka wajiblah baginya untuk menyebarkan hasil temuannya itu.
Menyebarkannya kepada umat manusia agar mereka semakin dapat  mempermudah pekerjaannya dan menjadikan mereka semakin bersyukur kepada  Allah.

Mereka tidak menuntut satu apapun, termasuk “hak paten” atau “upeti” lainnya akibat temuannya tersebut.


Dan dari orang-orang baratlah ilmu-ilmu itu kemudian dicuri, lalu  dipatenkan atas nama mereka masing-masing untuk mencari keuntungan.  Banyak sekali penemuan-penemuan dari kebudayaan Islam yang tak tercatat  sejarah.

Misalkan, diantaranya adalah keilmuwan dalam bidang falsafah, sains,  politik, kesusasteraan, kemasyarakatan, agama, pengobatan, astronomi dan  sebagainya.
Salah satu ciri yang dapat diperhatikan pada para tokoh ilmuwan Islam  ialah mereka tidak sekedar dapat menguasai ilmu tersebut pada usia yang  muda, tetapi mereka juga menguasai keilmuwan tersebut dalam masa yang  singkat dan dapat menguasai beberapa bidang ilmu secara bersamaan.

Inilah Antara Ilmuwan dan Tokoh Sains Muslim Yang Dilupakan Dunia


Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi

 atau dikenali sebagai Rhazes  di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup  antara tahun 864 – 930. Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa  dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam. Ia lahir  di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925.  Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan  kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq  di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah  rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari  di Baghdad. Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad,  ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit  cacar. Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit  “alergi asma”, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan  imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya  penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga  merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme  tubuh untuk melindungi diri. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga  berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar.  Ar-razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri.


Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi

Dalam dunia barat dia dikenal dengan nama Al-Kindus. Memang sudah  menjadi semacam adat kebiasaan orang barat pada masa lalu dengan  melatinkan nama-nama orang terkemuka, sehingga kadang-kadang orang tidak  mengetahui apakah orang tersebut muslim atau bukan. Tetapi para  sejarawan kita sendiri maupun barat mengetahui dari buku-buku yang  ditinggalkan bahwa mereka adalah orang Islam, karena karya orisinil  mereka dapat diketahui dalam bentuk tulisan ilmiah mereka sendiri. Al  Khindi  ahli adalah ilmuwan ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli  matematika, fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat  Arab dan Yunani kuno.Al-Kindi adalah seorang filosof muslim dan ilmuwan sedang bidang  disiplin ilmunya adalah: Filosofi, Matematika, Logika, Musik, Ilmu  Kedokteran.


Abul Hakam Umar bin Abdurrahman bin Ahmad bin Ali Al-Kirmani

adalah  cendekiawan besar abad ke-12 dari Kordoba, Al-Andalus. Ia adalah murid  dari Maslamah Al-Majriti. Ia mempelajari dan berkarya di bidang bidang  geometri dan logika. Menurut muridnya Al-Husain bin Muhammad Al-Husain  bin Hayy Al-Tajibi, “tak ada yang sepandai Al-Kirmani dalam memahami  geometri atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya yang tersulit, dan  dalam mempertunjukkan seluruh bagian dan bentuknya.” Ia lalu pindah ke  Harran, Al-Jazirah (sekarang terletak di Turki). Disana ia mempelajari  geometri dan kedokteran. Ia lalu kembali ke Al-Andalus dan tinggal di  Sarqasta (Zaragoza). Ia diketahui menjalankan praktik bedah seperti  amputasi dan kauterisasi.


Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmud Abu Mansur al-Samarqandi al-Maturidi al-Hanafi  

atau Abu Mansyur Almaturiddi  adalah seorang cendekiawan muslim dan ahli di bidang ilmu kalam.  Maturidi dilahirkan di Maturid, dekat Samarqand. Di bidang ilmu agama,  beliau berguru pada Abu Nasr al-`Ayadi and Abu Bakr Ahmad al-Jawzajani.  Ia banyak menulis tentang Mu’tazilah, Qarmati, dan Syiah.



merupakan  matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis  ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang  banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan. Abu  Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di  kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang pada masa itu terletak dalam  kekaisaran Persia. Dia belajar matematika dan pengkajian bintang dari  Abu Nashr Mansur. Abu Raihan Al-Biruni merupakan teman filsuf dan ahli  obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina,  sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di universitas dan  pusat sains yang didirikan oleh putera Abu Al Abbas Ma’mun  Khawarazmshah. Dia lahir 15 September 973 dan meninggal  13 Desember  1048. Bidang lain: Astronomy, Mathematics, determined Earth’s  circumference



Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi
Hidup antara tahun 864-930 dan namanya dilatinkan menjadi Razes. Seorang  dokter klinis yang terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan satu  penelitian Al-Kimi atau sekarang lebih terkenal disebut ilmu Kimia.Didalam penelitiannya pada waktu itu Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi sudah  menggunakan peralatan khusus dan secara sistimatis hasil karyanya  dibukukan, sehingga orang sekarang tidak sulit mempelajarinya. Disamping  itu Al-Razi telah mengerjakan pula proses kimiawi seperti: Distilasi,  Kalsinasi dan sebagainya dan bukunya tersebut merupakan suatu buku  pegangan Lboratorium Kimia yang pertama di dunia. Bidang lain: Medicine,  Ophthalmology, Smallpox , Chemistry, Astronomy.



Abu Nasir Al-Farabi

Orang barat menyebutnya dengan ALFARABIUS. Ia hidup tahun antara tahun  870-900 Masehi dan merupakan tokoh Islam yang pertama dalam bidang  Logika. Al Farabi juga mengembangkan dan mempelajari ilmu Fisika,  Matematika, Etika, Filosofi, Politik, dan sebagainya. Bidang lain:  Sociology, Logic, Philosophy, Political Science, Music.
Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani  

(Buzhgan, Nishapur, Iran, 940 – 997 / 998) adalah seorang ahli  astronomi dan matematikawan dari Persia. Pada tahun 959, Abul Wafa  pindah ke Irak, dan mempelajari matematika khususnya trigonometri di  sana. Dia juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan  dinamai Abul Wáfa sesuai dengan namanya. Salah satu kontribusinya dalam  trigonometri adalah mengembangkan fungsi tangen dan mengembangkan metode  untuk menghitung tabel trigonometri.


Abu Ali Al-Husein Ibnu Sina

 atau dikenal dengan nama Avicenna,  yang hidup antara tahun 986-1037 M. Seorang ilmuwan muslim dan Filosof  besar pada waktu itu, hingga kepadanya diberikan julukan Syeh Al-Rais.Keistimewaannya antara lain pada masa umur 10 tahun sudah hafal  Al-Qur`an, kemudian pada usia 18 tahun sudah mampu menguasai semua ilmu  yang ada pada waktu itu, bidang keahliannya adalah ilmu Kedokteran, ilmu  Fisika, Geologi, Mineralogi. Juga dibidang Medicine, Philosophy,  Mathematics, Astronomy